Cerita Dibalik Eksekusi Nusakambangan





Healthly and World News - Dermaga Wijaya Pura, Cilacap tak seperti biasanya. Adanya pelaksanaan eksekusi terpidana mati membuat akses menuju Lapas Nusakambangan ini ramai dikunjungi warga maupun awak media.

Sejak pagi sampai malam Dermaga Wijaya Pura banyak aktivitas, mulai dari penjualan batu akik, warung makan, ojek motor dan lainnya. Tak hanya itu, polisi dan TNI hilir masuk memantau pengamanan menjelang eksekusi mati.

Bahkan interpol negara tetangga Indonesia juga berada di Dermaga Wijaya Pura. Mereka meminta jurnalis asing untuk menunjukkan identitas pers tempat bekerjanya. Bahkan, memeriksa paspor dan barang yang dibawa.

Sementara detik-detik terakhir menjelang eksekusi terpidana mati. Dermaga Wijaya Pura terus ramai didatangi berbagai kalangan. Mereka ingin memastikan atau mengetahui pelaksanaan eksekusi mati.

Tepatnya Selasa (28/4) malam, sekitar pukul 11.30 WIB. Handy talky yang dipegang polisi terus berbunyi untuk saling berkoordinasi satu sama lain. Sedangkan para awak media menunggu suara tembakan eksekutor terpidana kasus narkoba di lapangan tembak Limus Buntu.

Beberapa awak media memantau suara tembakan eksekutor di dekat Stasiun Pandu yang tak jauh dari Dermaga Wijaya Pura. Sebab lokasi Stasiun Pandu bebas dari suara berisik kerumunan orang dan kendaraan yang jalan. Sehingga wartawan bisa mendengar suara tembakan tersebut.

Para awak media duduk di bawah pohon besar, sembari memainkan handphone dan melihat jam tangan. Saat waktu menunjukkan pukul 00.00 WIB, wartawan diam untuk memerhatikan suara yang ada di seberang Dermaga Wijaya Pura. Pasalnya, terpidana mati dikabarkan ditembak mati pada Rabu (29/4) dini hari.

"Kamu sudah dengar suara tembakan belum," tanya salah satu wartawan kepada wartawan lain di lokasi.

"Belum terdengar suara tembakan," jawabnya.

Sedangkan sinyal handphone mulai tak ada sama sekali. Biasanya sinyal selalu bagus untuk berkomunikasi.

Tibanya sekitar pukul 00.20 WIB, suara tembakan pun terasa terdengar dari Stasiun Pandu. Polisi yang menjaganya mulai sibuk dengan suara handy talky-nya. Sedangkan wartawan saling memberitahu yang lainnya, bahwa suara tembakan sudah terdengar.

Suasana Dermaga Wijaya Pura pun pecah, fotografer mulai memanjat tembok untuk menanti datangnya mobil ambulans delapan jenazah terpidana mati kasus narkoba. Sedangkan jurnalis televisi mulai disibukkan dengan tayangan langsung terjadinya di lokasi.

Apalagi terpidana lain Mary Jane lolos dari maut sang eksekutor. Kerabat dan keluarga mulai teriak dan lompat dengan senang mendengar Mary Jane lolos dari eksekusi lewat pemberitaan. Suasana di Dermaga semakin ramai.

Setelah menunggu beberapa jam, mobil ambulans tiba di Dermaga Wijaya Pura. Suasana pun makin semrawut tak bisa dikontrol oleh petugas polisi dan TNI. Warga dan wartawan merapat ingin masuk ke dalam Dermaga Wijaya Pura. Namun polisi menghadangnya.

Mobil ambulans yang berisikan peti mati akhirnya meninggalkan Dermaga Wijaya Pura. Kerabat dan keluarga ikut mengiringi di belakang mobil ambulans untuk langsung memakamkan jenazah.

Sumber : Merdeka

Related Posts:

0 Response to "Cerita Dibalik Eksekusi Nusakambangan"

Posting Komentar